Menulis Mudah Bersama Alineaku

Member Story versi Kurnia Widiastri (Member KMO Alineaku)

Berawal dari iseng.

Saya tidak pernah berpikir menjadi penulis. Saat pandemi menekan setiap diri untuk berdiam di rumah, tidak dengan saya yang berpofesi sebagai dokter. Hampir setiap hari bergelut dengan denyut desak pasien yang hampir meregang nyawa. Tidak pernah ada kata libur, bahkan malam pun membayang pasien yang sekarat menghembus nafas terakhirnya. 

Kejenuhan menghadapi pasien tak urun membuat kecemasan yang berujung pada emosi yang tidak stabil. Tapi saya seorang introvert yang tak pandai merangkai kata melalui lisan.Sehingga segala resah gundah gulana hanya bisa terjerembab dalam tangis gelap malam yang gulita. Hanya pada Robb semesta alam, kisah beribu kelam tertuangkan. 

Melantunkan doa keselamatan tak hanya untuk keluarga tetapi sekian pasien yang terpaksa menepi di peraduan rumah karena penuhnya rumah sakit. Sekian pasien yang saya damping, hingga kesembuhan Allah anugerahkan padanya atau malaikat maut menjadi takdir di akhir hayatnya. 

Kecintaan dengan buku menjadikannya pajangan berdebu di jajaran almari di tembok belakang rumah. Hampir semua buku sudah tersampaikan di halaman terakhir. Hanya setumpuk buku yang masih bersegel, menunggu waktu sang tuan untuk meraba dan membuka lembarannya.

“ Saya butuh sesuatu untuk melepas beban ini,” tekad saya dalam hati. Mulailah saya menelusuri beberapa hobi yang lama terpendam. Saya mulai ikut beberapa kursus online, mulai dari kursus fotografi, design, menulis dan anger management.  

Akhirnya menulis adalah satu- satunya cara melepas beban berat di pundak saya yang paling efektif.  Alhamdulillah dipertemukan dengan Alineaku dengan berbagai macam programnya. Mulai dari menulis semudah bernafas untuk pemula, membuat kumpulan antologi dan sebagainya yang menantang saya untuk terus produktif menulis. 

Alhamdulillah, walau saya masih merasa banyak kekurangan dari tulisan saya. Yang jelas belum layak “jual” menurut saya. Tapi itu menjadi salah satu proses healing terapi yang saya butuhkan supaya pikiran ini tetap berada di jalannya. 

Menulis bersama Alineaku begitu mudah. Semakin diasah, ia akan mengalir seperti sungai yang terdorong hujan deras. Semakin ke hilir, semakin besar alirannya. Dan muaranya kelak adalah sebuah buku yang akan menjadi jejak kebaikan saat jasad ini telah tiada.


“Naskah ini merupakan kiriman dari peserta KMO Alineaku,
isi naskah sepenuhnya merupakan tanggungjawab penulis”

Tinggalkan Balasan