Member Story – Pengalaman belajar di Kelas Menulis Online Alineaku.
Dunia literasi saat ini menemukan momentumnya ketika maraknya aplikasi berbasis unggahan baik tulisan, foto maupun video. Setelah itu, menjamurlah content creator baik yang amatiran ataupun profesional.
Di mana seorang pengguna dapat bebas mengunggah statusnya dengan begitu mudah. Beragam status yang diunggah mulai dari curhat, info penting atau hanya sekedar pansos (sosial climbing)
Media cetak yang konservatif berlomba beralih ke digital. Bahkan dunia keuangan pun banyak yang beralih ke produk keuangan digital.
Pertanda apa ini? Ya, tak lain hal ini merupakan titik awal tumbuhnya literasi masyarakat kita yang mau tidak mau akan berdampak global.
Seperti yang penulis rasakan, derasnya gelombang pertumbuhan literasi di negeri ini memang sedang memasuki babak baru dalam dunianya.
Data 2020 platform blog kompasiana.com mendapat 630 jutaan page view. Di tahun 2021 ada sekitar 1.5 juta penulis/member baru. Artinya budaya literasi di Indonesia mengalami pergeseran secara signifikan. Belum platform menulis lainnya yang kini semakin menjamur juga.
Sejalan dengan itu rupanya perkembangan ini dilirik oleh para pegiat literasi menulis. Para penyedia kelas menulis pun mulai berani merekrut peserta kepenulisan berbasis online.
Tak terkecuali salah satunya adalah Kelas Menulis Online (KMO) Alineaku yang dimentori oleh Pak Cahyadi Takariawan (Pak Cah).
Alineaku writer mempunyai beberapa kategori kelas, di antaranya :
- Kelas Basic.
- Kelas Antologi.
- Kelas Buku Single (KBS).
Kelas Basic adalah program kelas menulis dengan materi pelajaran tentang dasar-dasar kepenulisan, seperti proses memulai menulis, mengedit tulisan, teknik menulis artikel ilmiah populer dan sebagainya.
Memuat sekitar 15 materi pembelajaran menulis dengan total jam belajar 126 jam. Sampai tulisan ini diturunkan Kelas Basic Alineaku sudah mencapai batch ke 50. Satu batch biasanya berjumlah lebih dari 50 orang/member.
Kelas Antologi adalah program kelas menulis bersama untuk kemudian dihimpun dalam sebuah buku.
Materi yang dipelajari adalah seluk beluk antologi, langkah-langkah membuat antologi, review menulis artikel, editing artikel dan sebagainya. Ada sekitar 8 materi antologi yang harus dipelajari, dengan jumlah jam belajar total 225 jam. Hasil dari pembelajaran tersebut adalah lahirnya sebuah buku antologi.
Kelas Buku Single adalah program kelas bimbingan bagi individu yang berniat untuk memiliki karya pribadi atau sering disebut juga buku solo. Tentunya dalam program KBS ini peserta sudah memiliki kemampuan dasar dalam kepenulisan sehingga pembimbing/mentor sudah tidak lagi mengulas hal-hal basic dalam kepenulisan.
Hasil dari kelas ini adalah terbitnya buku karya kita sendiri yakni buku murni dari pemikiran kita dan jerih payah kita dalam menuangkan ide-ide atau gagasan sehingga tersusun menjadi sebuah buku. Semua kelas ini penulis ikuti tahapannya. Dari ketiga jenjang kepenulisan tampaknya kelas antologi memiliki kesan tersendiri.
Bagaimana menyatukan ide dalam satu tema besar untuk menjadi sebuah susunan sub bahasan yang salin bertautan. Misal tema besar tentang Covid-19 bagaimana para peserta menuangkan ide-idenya melalui sudut pandang yang berbeda tanpa keluar dari tema bahasan tersebut.
Buku antologi biasanya selalu terkendala dari latar belakang para penulis, apalagi jika peserta antologi sama sekali belum punya basic dalam kepenulisan.
Biasanya mentor yang paling repot untuk membuat revisi di setiap tulisannya. Setelah semua naskah siap tahapan berikutnya adalah editing, layout dan penentuan cover yang disepakati bersama.
Di kelas menulis Alineaku, Pak Cah memiliki slogan bahwa “menulis itu semudah bernapas”.
Jangan satukan kegiatan menulis dan mengedit, karena keduanya adalah dua hal yang berbeda. Biarkan tulisan mengalir laksana air jangan tergoda untuk mengedit sekalipun ada typo di sana-sini. Baru setelah tulisan dirasa cukup kegiatan selanjutnya adalah mengedit.
Ketika menulis jangan sekali-kali tergoda untuk membuka chat Whatsapp, status Facebook dan semisalnya. Karena itu semua akan menghilangkan konsentrasi kita dengan cepat, akhirnya naskah tulisan tidak pernah selesai akibat kita mengabaikan pedoman sebagai seorang penulis.
Tak lupa pula sebelum menulis kita membuat rancangan apa saja yang akan kita bahas di tulisan nanti. Outline atau kerangka tulisan sangatlah penting agar pembahasan tidak keluar melebar dari tema yang dimaksud.
Banyak para penulis pemula yang merasa kesulitan dalam membuat outline ini, oleh karenanya sebelum menulis ada baiknya kita kumpulkan ide-ide yang berkaitan dengan tulisan kita nanti.
Bank ide adalah media untuk kita mengumpulkan ide tersebut. Bagi para penulis hendaknya menuliskan ide-ide yang terlintas dalam benak dan menaruhnya di bank ide. Ide menulis sebenarnya banyak sekali asalkan kita cepat menangkapnya lalu menuangkannya.
Ide bisa datang dari pengalaman hidup sendiri atau orang lain. Hanya orang yang mencintai pekerjaannyalah orang yang mampu menyelesaikannya. Ketika kita suka menulis, mencintai sepenuh hati dunia tulis-menulis maka bagaimanapun banyaknya rintangan, naskah tulisan kita pasti akan selesai.
Apa menulis ada cost-nya? Tentu saja, cost tidak hanya berbentuk finansial. Dia bisa berupa waktu, pemikiran dan tenaga.
Semua itu terbingkai dalam asosiasi waktu, tempat dan alat. Untuk menjadi penulis kita harus mengorbankan waktu, menyediakan tempat dan memiliki alatnya. Anggaplah itu semua sebagai investasi dari sebuah karya kita.
Sesibuk apa pun kita jika telah berkomitmen pada diri sendiri semua bisa teratasi.
Modal umum bagi seorang penulis adalah memiliki imajinasi yang tinggi, pengalaman yang luas dan bacaan yang banyak. Teruslah mengasah diri dengan mengikuti kelas menulis yang terpercaya agar tulisan kita memiliki bobot yang berbeda dari hanya sekedar tulisan saja.
___
“Naskah ini merupakan kiriman dari peserta KMO Alineaku,
isi naskah sepenuhnya merupakan tanggung jawab penulis.”
___