Tips Menulis versi Agus Siswanto (Member KMO Alineaku)
Bagi teman-teman yang baru mulai terjun dalam bidang tulis-menulis, pernah tidak mengalami kesulitan dalam urusan tata tulis. Apalagi bagi mereka yang memilih menulis cerita pendek atau novel. Permasalahan yang muncul biasanya berkaitan dengan tata cara penulisan dialog pada cerita pendek yang hendak kita buat.
Sebagai gambaran saja, barangkali kita pernah menemukan sebuah cerita pendek dengan tata tulis amburadul. Penggunaan tanda baca pada tulisan itu terkesan sembarangan. Mulai dari penggunaan tanda petik, titik, koma, penulisan dalam tanda petik, dan aturan dalam penulisan dialog.
Bagi orang yang belum mengenal tata tulis dengan baik, mungkin menganggapnya tidak ada masalah. Namun bagi pembaca yang mengenal tata tulis, pasti kehilangan selera untuk membaca tulisan itu. Walaupun mungkin saja isi tulisan itu menarik.
Secara jujur harus diakui, urusan tata tulis ini memang menjadi sesuatu yang rumit bagi yang belum tahu. Kebingungan pasti akan mereka rasakan saat harus mematuhi rambu-rambu yang ada. Sehingga sebagian penulis pemula, tidak peduli dengan berbagai rambu-rambu tadi. Maka tidak mengherankan jika tulisan yang mereka hasilkan pun berantakan dari segi tata tulis.
Untuk mempelajari tata tulis yang benar, sebenarnya tidak terlalu sulit. Kita tidak perlu harus membeli bukunya, dan memelototi saat kita hendak menulis. Karena jika ini yang kita lakukan, dijamin tidak akan selesai tulisan kita. Kebanyakan kita menengok di buku tersebut, membuat irama tulisan kita menjadi kacau, dan ujung-ujungnya tulisan tersebut tidak jadi.
Cara praktis yang dapat kita gunakan adalah membaca novel-novel para penulis hebat di negeri ini. Kita bisa memilih siapa penulis idola kita. Mau Leila S. Chudori, Tere Liye, Asma Nadia, dan lain-lain. Untuk mendapatkannya tidak terlalu sulit. Kalau pun kita minim dari segi dana, dapat pinjam dari perpustakaan sekolah.
Pertanyaan yang muncul pasti adalah lalu bagaimana cara belajarnya? Gampang saja. Baca saja novel itu sampai selesai, sambil sesekali melihat cara penulisan yang ada pada novel itu. Misalnya penggunaan tanda baca, penulisan istilah asing, penggunaan kata ganti orang dan lain-lain. Semua itu kita lakukan sambil lalu tidak perlu serius amat. Istilah kerennya learning by reading.
Dengan membaca dan mencermati penulisan dalam novel itu, dijamin kita mendapatkan ilmu tata tulis yang luar biasa. Sebab novel-novel tersebut hasil editan dari para editor handal. Sehingga dijamin berbagai kesalahan dalam tata tulis tidak ditemukan. Jika pun ada, pasti jumlahnya sangat minim.
Nah setelah selesai membaca buku itu, kita bisa menerapkan aturan tata tulis itu pada tulisan yang akan kita buat, terutama cerita pendek atau novel. Caranya gampang saja. Saat kita mengalami kebingungan dalam membuat dialog pada tulisan kita, buka saja novel tersebut. Cari salah satu dialog yang ada pada novel tersebut. Jika sudah kita temukan, tinggal kita buat sesuai apa yang kita temukan.
Lakukan itu berulang-ulang. Saat kita sudah 4 atau 5 kali menemui masalah yang sama dan membuka novel yang tadi kita baca, dijamin aturan tata tulis yang tadi kita terapkan akan nempel dengan sendirinya di otak kita. Giliran kita menemukan masalah yang sama, kita tidak perlu lagi membuka novel tersebut. Karena semua sudah tercetak di otak kita.Dengan menggunakan langkah ini, ibarat orang sambil menyelam minum air. Artinya sambil membaca novelnya, kita dapatkan pula ilmu tata tulis yang benar. Jika langkah ini kita lakukan dengan telaten, dijamin tulisan kita akan semakin berkualitas dalam segi tata tulis. Peningkatan kualitas ini, berarti pula meningkatkan personal branding kita di mata pembaca.
“Naskah ini merupakan kiriman dari peserta KMO Alineaku,
isi naskah sepenuhnya merupakan tanggungjawab penulis”