Apapun Topik Tulisanmu, Tetaplah Menulis

Tips Menulis versi Andan Prayoga (Member KMO Alineaku)

Bagi sebagian orang, menulis adalah kegiatan yang membosankan. Apakah kalian mengalami hal tersebut juga? Tidak apa-apa. Itu hal yang wajar. Pasalnya, menulis sama halnya dengan keterampilan lainnya, seperti bermusik, berolahraga dan sebagainya. Semua orang bisa melakukan itu, namun apakah semua orang bisa “mahir” di bidang itu? Tidak.

Lantas, apa yang membuat seseorang mengalami rasa bosan dalam menulis? Hal ini terjadi dari banyak faktor. Bisa faktor dari dalam diri maupun luar diri. Faktor dari dalam diri, misalnya tingkat literasi kita memang sangat rendah. Jangankan menulis, membaca pun jarang. Menulis itu ibarat kita berolahraga, kita tidak bisa berolahraga jika kita belum makan dan sebagainya. Pun demikian dengan membaca untuk menulis. Bagaimana kita bisa menulis jika membaca saja tidak pernah? Bisa sih bisa, namun dari segi kualitas?

Padahal, jika kita merujuk pendapat para ahli tentang manfaat menulis ada banyak sekali. Mohamad Yunus dan Suparno (2009: 1.4) menyatakan bahwa manfaat menulis diantaranya; 1) Meningkatkan kecerdasan, 2) Mengembangkan daya inisiatif dan kreatifitas, 3) menumbuhkan keberanian, 4) mendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi.

Berangkat dari segudang manfaat menulis di atas, lantas bagaimana agar kita semangat menulis? Serta menghasilkan tulisan-tulisan yang berkualitas? Baiklah. Berikut ini ada beberapa tips agar kita tetap semangat menulis serta menghasilkan tulisan yang berkualitas.

  1. Rajin-rajin Membaca.

Kunci utama seorang penulis adalah membaca. Itulah sebabnya, mengapa poin ini ditempatkan di bagian awal pada tips menulis pada artikel ini. Seperti yang dikatakan di awal, bahwa membaca untuk menulis ibarat makan untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Makan untuk menghasilkan karya-karya yang luar biasa. Karena dengan makan, ada energi yang masuk dalam tubuh kita, yang nantinya akan diolah menjadi tenaga oleh organ-organ tubuh. Dengan memiliki energi, tubuh kita bisa bebas melakukan apapun. Entah itu untuk berolahraga, bekerja, maupun membuat karya.

Nah, dalam menulis, membaca sangat diperlukan sebab dengan membaca, akan ada banyak informasi baru, pengetahuan baru, maupun kosa kata baru ke dalam pikiran kita. Dengan masuknya berbagai ilmu, kosa kata dan pengalaman inilah, kita sebgai penulis dapat mengolah itu semua menjadi sebuah tulisan yang berkualitas. Entah itu tulisan cerpen, essay, maupun tulisan-tulisan lainnya. 

  1. Tulis dan Teruslah Menulis.

Tips yang kedua ini memang terkesan memaksakan. Namun, memang itulah yang seharusnya dilakukan oleh seorang penulis. Tugas kita adalah tulis dan terus menulis. Selesai membaca sebuah buku, langsung tulis. Jangan sampai apa yang kita segera menguap begitu saja. Langsung tuliskan pendapat, saran maupun tulisan gubahan lain tentang apa yang baru saja kalian tulis.

Dengan semakin sering kita menulis, semakin besar peluang kita untuk mahir menjadi penulis. Kita akan bisa karena terbiasa. Yang semula kita memulai menulis sebagai amatiran, karena jam terbang menulis kita sudah banyak, kita pun akan mengetahui bagaimana tulisan yang enak dibaca, bagaimana tulisan yang membosankan dan sebagainya. Jadi, teruslah menulis setiap saat, setiap waktu. Sesibuk apapun kegiatan kita, tetaplah menulis. 

  1. Jelek Tidak Masalah

Sebenarnya poin terakhir ini adalah penambah dari poin nomor dua. Tidak usah malu menulis jelek. Menurut Rianto Astono dalam kanal youtubenya, beliau mengatakan yang pada intinya bahwa kuantitas adalah nomor satu. Jelek tidak masalah. Yang penting terus membuka berkarya.

Jika ini diterapkan dalam dunia menulis, maka kita dapat menyimpulkan bahwa, teruslah menulis, sejelek apapun tulisan kita, tetaplah menulis. Tentunya dengan seiring berjalannya waktu, sembari tetap terus menulis, kita juga perlu mengevaluasi kekurangan dari tulisan yang kita baca. Kita bisa membandingkan hasil tulisan kita dengan hasil tulisan penulis lain. atau kita juga membandingkan hasil tulisan terbaru kita dengan tulisan kita yang sudah lama sekali. apakah ada yang berbeda dari tulisan kita? Jika perbedaan itu merupakan perubahaan ke arah yang lebih baik, berarti kita patut bersyukur dan segera meningkatkan keterampilan itu. Jika perbedaan itu menuju ke arah yang buruk, maka kita perlu mengoreksi dan mengevaluasi kembali apa yang kurang dalam tulisan kita.

Singkatnya, keterampilan menulis merupakan sebuah perjalanan maraton, perjalanan yang panjang. Ia terbentuk atas berbagai pengalaman, berbagai rintangan, kritik, saran dan sebagainya. Pastikan kita sebagai penulis tidak pantang menyerah dan tetap konsisten akan tujuan akhir kita sebagai penulis. Selain konsisten, kita juga perlu menerapkan kedisiplinan dalam tekad menjadi penulis. Selamat menulis.


“Naskah ini merupakan kiriman dari peserta KMO Alineaku,
isi naskah sepenuhnya merupakan tanggungjawab penulis”

Andan Prayoga, S.Pd
Sedang belajar berbahasa Indonesia yang baik dan benar bersama murid-muridnya di SMPS Pelopor Mandau. Penulis dapat disapa melalui instagram @andan_prayoga

Tinggalkan Balasan